Kamis, April 28

Tentang Kamu dan Aku – Kita –


Kita memang terpisah jarak. Kisah kita memang telah menjadi sebuah cerita. Kisah kita memang tak lagi nyata. Rasaku dan rasamu memang tak lagi satu. Polahmu dan egoku memang telah membantu. Tetapi tidak berlaku untuk roman tentang kamu dan aku – kita –
Tentang kamu dan rasa – yang kita sebut itu cinta – yang membara dalam dingin sikapmu
Tentang aku dan anganku tentang bunga dalam hubungan kamu dan aku – kita –
Tentang mereka dan asumsi mereka tentang kamu dan aku – kita –
Tentang kamu dan aku – kita – yang percaya bahwa jodoh tak akan kemana
Tentang kamu dan aku – kita – yang percaya bahwa setia itu ada
Tentang kamu dan aku – kita – yang percaya bahwa abadi itu fana, kecuali Dia tentunya
Tentang kamu dan aku – kita – yang percaya bahwa kadar kebahagiaan telah diatur sebagaimana mestinya olehNya
Tentang kamu dan aku – kita – yang percaya bahwa kita ditugaskan untuk berusaha, berdoa, dan beriman terhadap kebesaranNya
Mungkin ini memang suratan kisah kita. Mungkin ini memang jalan dari jalinan rasa kita – yang kita sebut itu cinta –
Mungkin ini memang episode sinema kita. Mungkin mereka tidak pernah tahu warna dunia kamu dan aku – kita –
Kamu dan aku – kita – yang dulu pernah bersama karena rasa – yang kita sebut itu cinta –
Kamu dan aku – kita – yang dulu pernah saling menyapa dengan panggilan mesra
Kamu dan aku – kita – yang dulu bak pujangga yang berbalas sastra. Rangkaian aksara yang menjadi bukti otentik seberapa besar rasa kita – yang kita sebut itu cinta –
Itu dulu, saat ‘kuanggap’ kamu milikku. Itu dulu, saat aku acap kali tersenyum ketika mengingat namamu. Saat ini, detik ini, dan dalam dunia ini aku berdo’a untukmu dan untukku – untuk kita – agar apa yang kita percaya menjadi nyata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar