Jumat, Maret 2

Berbeda


Mereka bilang “Tidak apa – apa”
Saat ku tanam kaktus di tengah lautan lumpur.  Mereka bilang “Tidak selamanya doktrin pengetahuan itu bagus untuk kehidupan nyata”

Mereka bilang “Tidak apa – apa”
Saat kuhidangkan rumput sebagai santap siang untuk kucing Persia. Mereka bilang “Terkadang metabolisme membutuhkan apa – apa yang belum pernah mererka cerna”

Mereka bilang “Tidak apa – apa“
Saat bangkai hadir di meja hidangan. Mereka bilang “Sesuatu itu mempunyai fungsi sampai titik darah penghabisan”

Mereka bilang “Tidak apa – apa”
Saat ,mereka tahu bahwa nila menjadi penguasa di lautan susu. Mereka bilang “Sudah saatnya kaum minoritas memegang kuasa”

Mereka bilang “Tidak apa – apa”
Saat sekelompok teratai gidup di Gurun Sahara. Mereka bilang “Berilah kesempatan pada keindahan untuk memilih dimana mereka akan menetap”

Mereka bilang “Tidak apa – apa”
Saat segerombolan berudu  bermain di lautan. Mereka bilang “Inilah yang dinamakan kemajuan. Berudu adalah benih dari katak,bukan benih dari pecundang yang takut mengeksplorasi lautan”

Mereka bilang “Tidak apa – apa”
Saat  benalu tumbuh subur melilit beton – beton yang konstan pada koordinatnya. Mereka bilang “Beton itu kuat, dan benalu bukanlah tandingannya”

Mereka bilang “Tidak apa – apa’
Dikala sapi dan kuda membangun bahtera. Mereka bilang “Berbeda bukan berarti tak sama”

Mereka bilang “Tidak apa – apa”
Saat mereka memergoki induk burung melatih anaknya terbang sepanjang hari. Mereka bilang “Bertahan hidup memang membutuhkan usaha”

Mereka bilang “Mungkin semua yang kami bilang berbeda dengan pemikiran kalian. Kami tahu itu. Dan kami sadari itu. Ketahuilah,berbeda itu bukan suatu aib kehidupan. Berbeda itu bukan sebuah kutukan. Langkah kami memang berbeda dengan kalian. Tapi percayalah,tempat yang kita tuju sama. Bukankah tempat yang kalian tuju adalah ladang kebahagiaan? Sudah seyogyanya kalian tahu, bahwa tidak hanya ada satu cara untuk menanak nasi menjadi matang, tidak hanya garam yang menyebabkan lautan menjadi asin, tidak hanya merah – kuning – hijau yang setia menjadi hiasan langit dikala hujan telah usai. Mengapa kalian terus menerus mempersalahkan perbedaan dalam pertikaian? Mengapa kalian terus menerus percaya jika berbeda itu awal dari kehancuran? Cukup urusi diri kalian dan kita akan bertemu di ladang kebahagiaan…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar